SUMENEP, Zero.co.id – Kabar mengejutkan datang dari RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep. Direktur Utama (dirut) rumah sakit, dr. Erliyati, M.Kes, memutuskan mengundurkan diri setelah menjabat sejak April 2019.
Namun, keputusan pengunduran diri yang dianggap tergesa-gesa tersebut justru menambah kecurigaan dari publik dan aktivis antikorupsi, di tengah berbagai sorotan perihal dugaan penyelewengan dana Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) rumah sakit.
Organisasi dari Demokrasi dan Aspirasi Rakyat Jawa Timur (Dear Jatim) Koordinator Daerah Sumenep, melalui ketuanya menyebut, pengunduran diri dr. Erliyati tidak akan membebaskannya dari proses hukum.
“Mundur bukan berarti bebas dari tanggung jawab hukum. Kami sudah laporkan dugaan penyimpangan keuangan BLUD RSUD ke polisi. Kami pastikan, pemeriksaan terhadap dr. Erliyati tinggal menunggu waktu,” tegas Ketua Dear Jatim Korda Sumenep, Mahbub Junaidi, (27/7).
Dalam laporannya ke Unit Tipidkor Satreskrim Polres Sumenep, Dear Jatim mengungkap setidaknya ada beberapa poin krusial yang mencerminkan dugaan penyimpangan keuangan selama tahun anggaran 2022–2023:
1. Belanja Pegawai Non-ASN Mencurigakan: Realisasi mencapai Rp6,66 miliar (72,43%), didominasi untuk tenaga non-ASN tanpa kejelasan sistem rekrutmen dan beban kerja.
2. Saldo Kas Membengkak Tanpa Penjelasan: Akhir tahun 2023 menyisakan saldo kas Rp42,94 miliar yang dinilai tidak wajar dan rawan penyimpangan.
3. Belanja 2022 Tak Seimbang: Ketimpangan mencolok antara belanja umum dan pengadaan barang/jasa mengindikasikan potensi penggelembungan anggaran.
4. Piutang Mengendap: Tunggakan dari BPJS Kesehatan (Rp1,8 miliar) dan klaim Covid-19 (Rp477 juta) belum tertagih, tanpa penjelasan langkah penyelesaian.
5. Penggunaan Dana BTT Covid-19 Tidak Transparan: Dana Rp85,5 juta diklaim habis untuk beban pegawai, namun tanpa rincian dan bukti penggunaan.
6. Reklasifikasi Ganjil: Lonjakan belanja ATK, bahan cetak, dan laboratorium serta sisa persediaan Rp4,58 miliar di akhir tahun dinilai janggal dan berpotensi mark-up.
Mahbub juga menegaskan, RSUD memiliki sejumlah rekening BLUD yang hanya ada sebagian SK Bupati.
“Kami menduga kuat dana BLUD ini dijadikan ‘bancakan’ elite rumah sakit. Ini bukan sekadar soal administrasi, ini soal penyalahgunaan uang rakyat yang harus dibongkar tuntas,” pungkasnya.
Sosok dr. Erliyati sebelumnya dikenal sebagai pemimpin visioner yang mendorong banyak perubahan di RSUD Sumenep. Namun kini, reputasinya dibayangi oleh dugaan korupsi yang mencoreng citra pelayanan publik di sektor kesehatan.
“Dekat-dekat ini pasti beliau akan dipanggil dan diperiksa oleh aparat penegak hukum berkaitan dengan dana BLUD,” tambah Mahbub.
Dear Jatim menegaskan akan terus mengawal proses hukum dan meminta penegak hukum, khususnya Polres Sumenep untuk bertindak tegas dan transparan.
Penulis : Imam Rosyadi
Editor : Bagas