SURABAYA – Aksi kriminal jalanan kembali mengoyak rasa aman warga Surabaya, tiga pelaku begal bersenjata tajam nekat menyerang dua warga Madura tepat di depan Pos Polisi Suramadu, kawasan hukum Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jalan Kedung Cowek, Tambak Wedi, Kenjeran, pada Kamis malam, 29 Mei 2025.
Dua Warga Madura Jadi Korban, Motor Dirampas Secara Brutal
Peristiwa sadis itu melukai dua korban, Fahror Rosi dan Nur Ubaidillah, keduanya warga asal Pamekasan, Madura. Fahror mengalami luka robek di pergelangan tangan kanannya, sementara Nur Ubaidillah menderita luka di jari tangan akibat sabetan senjata tajam milik pelaku. Tak hanya melukai, komplotan begal itu juga menggondol sepeda motor milik korban.
Ironisnya, aksi keji itu terjadi hanya beberapa meter dari pos polisi. Fakta ini memantik kemarahan publik yang kini mendesak Polda Jawa Timur dan Mabes Polri segera turun tangan.
Masyarakat menilai keamanan di kawasan Suramadu semakin memprihatinkan dan perlu penanganan serius.
Hingga hari ini, Jumat (13/6/2025), ketiga pelaku masih bebas berkeliaran. Polisi belum berhasil mengamankan satu pun tersangka.
Kanit Reskrim Polsek Kenjeran, Iptu Radix Pamungkas, saat dikonfirmasi wartawan pada pukul 08.04 WIB, membenarkan hal tersebut.
“Belum, Bapak. Kami masih terus upaya bersama Jatanras,” ujar Iptu Radix Pamungkas melalui pesan WhatsApp.
Sebelumnya, pada Senin (2/6/2025), Iptu Radix juga mengungkap bahwa penyidik telah memanggil kedua korban untuk pemeriksaan ulang di lokasi kejadian guna memperkuat penyelidikan.
“Iya, pemanggilan terhadap korban/pelapor ini guna dilakukan oleh TKP,” kata Radix saat ditemui di ruang kerjanya.
Ia menambahkan, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak telah memberi atensi penuh terhadap kasus ini, apalagi rekaman kejadian sempat viral di media sosial dan menimbulkan kecemasan luas di masyarakat.
Polisi Klaim Masih Bekerja, Tapi Pelaku Belum Tertangkap
Meski polisi mengklaim masih bekerja, masyarakat menanti langkah konkret. Pasalnya, nyawa dua orang hampir melayang dalam insiden brutal ini, dan pelaku justru leluasa kabur tanpa jejak, seolah tanpa kendala meski beraksi tepat di depan aparat.
Kini, tekanan publik kian kuat. Warga mendesak pimpinan tertinggi Polri, termasuk Kapolda Jawa Timur dan Kapolri, segera mengambil langkah tegas agar kasus ini tidak menjadi preseden buruk bagi penegakan hukum di Surabaya.