SURABAYA, Zero.co.id – Gelombang kekecewaan masyarakat Jawa Timur akhirnya memuncak. Ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat dikabarkan siap menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di depan Gedung Grahadi, Surabaya, pada Rabu, 3 September 2025. Aksi ini diberi tajuk “Demo Turunkan Gubernur Jatim”, dengan membawa tiga tuntutan utama yang dianggap menyangkut hajat hidup orang banyak.
Musfiq Inthegank, salah satu koordinator lapangan (korlap) aksi, menegaskan bahwa unjuk rasa ini bukan sekadar manuver politik, melainkan representasi suara rakyat yang sudah lama terabaikan.
“Rakyat sudah gerah, rakyat marah. Tuntutan kami jelas. Ini menyangkut kepentingan rakyat kecil, bukan kepentingan segelintir elite,” tegas Musfiq, yang dikenal sebagai salah satu tokoh pergerakan di Jawa Timur.
Aksi ini akan dimulai pukul 10.00 WIB dan rencananya berlangsung hingga tuntutan dipenuhi. Bersama dua korlap lainnya, yakni Cak Sholeh dan Acek Kusuma, Musfiq merinci tiga tuntutan utama:
Tiga Tuntutan Utama Massa
-
Penghapusan Tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor
Massa menuntut agar tunggakan pajak kendaraan roda dua dan roda empat dihapuskan. Menurut mereka, kebijakan ini hanya membebani rakyat di tengah kondisi ekonomi yang kian sulit. -
Usut Tuntas Dugaan Korupsi Dana Hibah
Aksi ini juga menyoroti dugaan korupsi dana hibah triliunan rupiah yang diduga melibatkan Gubernur Jawa Timur. Kasus tersebut disebut-sebut sudah menjadi rahasia umum dan harus segera diungkap agar transparansi dan akuntabilitas pemerintahan tidak hanya sekadar jargon. -
Hapus Pungutan Liar di Sekolah
Massa menuntut dihapusnya segala bentuk pungutan liar di sekolah-sekolah SMA/SMK Negeri. Praktik ini dianggap mencederai dunia pendidikan dan semakin memberatkan orang tua siswa.
Gedung Grahadi dipilih sebagai titik aksi karena menjadi simbol kekuasaan eksekutif Jawa Timur. Para peserta aksi mengklaim bergerak atas nama “Rakyat Jawa Timur”, yang merasa hak-haknya telah diinjak-injak oleh pemerintah provinsi.
“Rakyat Jawa Timur yang sudah gerah pada pejabat publik, mari satu komando melawan pemimpin yang zalim,” tutup Musfiq dengan nada lantang.
Aksi besar ini diprediksi akan menyedot perhatian luas publik, sekaligus menjadi ujian besar bagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam merespons gelombang ketidakpuasan rakyat.