Ratusan Pabrik Rokok Siluman di Sumenep, Dear Jatim: Uang Negara Mengalir ke Kantong Mafia

- Wartawan

Minggu, 11 Mei 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mahbub ketua Dear Jatim Koordinator daerah Sumenep. (Doc. TimesIN).

Mahbub ketua Dear Jatim Koordinator daerah Sumenep. (Doc. TimesIN).

SUMENEP – Sebuah praktik gelap yang merugikan keuangan negara dalam skala besar terkuak di Kabupaten Sumenep, Minggu (11/5).

Ratusan perusahaan rokok (PR) yang terdaftar resmi di Bea Cukai, namun nyaris tak ada aktivitas produksi, diduga kuat menjadi lahan basah bagi mafia pita cukai asal Pasuruan. Ironisnya, praktik haram ini disinyalir melibatkan oknum Bea Cukai Madura.

Temuan Mengejutkan dari Dear Jatim

Fakta mencengangkan ini diungkap oleh Mahbub Junaidi, aktivis dari Dear Jatim. Berdasarkan data yang dihimpun, dari 106 PR Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang terdaftar di Bea Cukai Sumenep, hanya tiga perusahaan saja yang benar-benar melakukan produksi rokok secara nyata.

Aktivitas produksi yang dimaksud meliputi proses pencampuran dan pelintingan tembakau, pengemasan, penempelan pita cukai resmi yang telah dibeli dari Bea Cukai, hingga penjualan produk kepada masyarakat.

Lantas, bagaimana dengan 103 PR lainnya? Mahbub Junaidi dengan tegas menyatakan adanya indikasi kuat bahwa ratusan PR tersebut tidak melakukan produksi rokok sama sekali.

Mereka diduga hanya melakukan penebusan pita cukai secara rutin, bukan untuk ditempelkan pada produk rokok hasil produksi sendiri, melainkan untuk diperjualbelikan kepada jaringan mafia.

“Modusnya ya seperti itu. Terindikasi kuat PR Sumenep tetap melakukan penebusan pita cukai meskipun tidak produksi rokok. Kenapa tetap ditebus, ya untuk dijual ke mafia asal Pasuruan,” ungkap Mahbub Junaidi dengan nada geram.

Indikasi Keterlibatan Bea Cukai Madura

Lebih lanjut, Mahbub menunjuk seorang individu berinisial M sebagai aktor utama dari mafia pita cukai asal Pasuruan yang telah menjalankan bisnis haram ini selama bertahun-tahun dengan memanfaatkan ratusan PR di Sumenep. Praktik yang berlangsung lama ini menimbulkan kecurigaan adanya keterlibatan pihak internal Bea Cukai Madura.

“Sehingga patut diduga ada peran serta dari Bea Cukai Madura. Mengapa diduga seperti itu, kata Prasianto, karena tidak mungkin MRT dapat tetap dengan nyaman melakukan bisnis kotornya membeli pita cukai PR Sumenep. Logikanya kan seperti itu. Tidak mungkin lah Bea Cukai Madura tidak tahu,” tegas Mahbub, menyiratkan adanya pembiaran atau bahkan keterlibatan aktif dalam rantai kejahatan ini.

Aktivis Dear Jatim ini tidak hanya berhenti pada mengungkap fakta. Pihaknya menyatakan keseriusannya dalam menindaklanjuti skandal ini dengan melaporkannya kepada pihak berwenang.

“Kami juga akan mengirimkan pengaduan ke Polda Jawa Timur, Kanwil Bea Cukai Jawa Timur dan Direktorat Jenderal Bea Cukai karena kami serius menyoroti ulah mafia yang merugikan keuangan negara,” tandasnya.

Potensi Jeratan Hukum: UU Tipikor

Lebih lanjut, Mahbub menjelaskan bahwa, praktik mafia pita cukai ini jelas berpotensi melanggar sejumlah pasal dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, dengan rincian;

Pasal 2 ayat (1): Memperkaya diri/korporasi yang merugikan keuangan negara.

Pasal 3: Penyalahgunaan kewenangan karena jabatan.

Pasal 12 huruf e: Pemaksaan atau penerimaan imbalan secara melawan hukum.

Pasal 12 huruf i: Tidak melakukan tindakan hukum yang seharusnya dilakukan.

Akan Bongkar Jaringan Hingga ke Akar

Skandal mafia pita cukai di Sumenep ini menjadi tamparan keras bagi integritas pengawasan bea cukai dan menuntut tindakan tegas dari aparat penegak hukum untuk memberantas praktik koruptif yang merugikan negara.

Menurut Mahbub, pihaknya berjanji membongkar jaringan mafia ini hingga ke akar-akarnya dan menyeret semua pihak yang terlibat.

Berita Terkait

BAKIS Desak Kejari Sumenep Tindaklanjuti Laporan Dugaan Penyelewengan Dana Desa Guluk-Guluk
Dari Tamansiswa ke Tamansiksa: Saat Mahasiswa UST Tak Lagi Bebas
Eks Ketua DPRD Sebut Gubernur Tahu Persis Alur Dana Hibah
Audit Dana Desa Batang-Batang Daya Mulai Diproses Inspektorat Sumenep
Dugaan Pemerasan yang Melibatkan Ketua DPRD Sumenep Naik Penyidikan?
Pengacara Ayaturrahman SH Somasi R. Dhimas Arif Dwi Atmojo, Terkait Dugaan Penipuan dan Penggelapan 2,7 M
Warga Pandan Geram, Nama Desa Dibawa-bawa dalam Aksi Blokade PT Garam
Warga Pandan Geram, Nama Desa Dibawa-bawa dalam Aksi Blokade PT Garam

Berita Terkait

Jumat, 20 Juni 2025 - 13:27 WIB

BAKIS Desak Kejari Sumenep Tindaklanjuti Laporan Dugaan Penyelewengan Dana Desa Guluk-Guluk

Jumat, 20 Juni 2025 - 12:39 WIB

Dari Tamansiswa ke Tamansiksa: Saat Mahasiswa UST Tak Lagi Bebas

Jumat, 20 Juni 2025 - 10:35 WIB

Eks Ketua DPRD Sebut Gubernur Tahu Persis Alur Dana Hibah

Senin, 16 Juni 2025 - 14:50 WIB

Dugaan Pemerasan yang Melibatkan Ketua DPRD Sumenep Naik Penyidikan?

Minggu, 15 Juni 2025 - 10:05 WIB

Pengacara Ayaturrahman SH Somasi R. Dhimas Arif Dwi Atmojo, Terkait Dugaan Penipuan dan Penggelapan 2,7 M

Berita Terbaru

Eks Ketua DPRD Jawa Timur (Kusnadi)

Hukum

Eks Ketua DPRD Sebut Gubernur Tahu Persis Alur Dana Hibah

Jumat, 20 Jun 2025 - 10:35 WIB

Istimewa

News

HAMD Gandeng BEM FKIP Unisma Gelar Seminar Inspiratif

Kamis, 19 Jun 2025 - 15:33 WIB