BANGKALAN – Kasus pemukulan terhadap Media Officer (MO) Madura United, Ferdy, oleh oknum anggota Polisi Militer (PM) di Stadion Gelora Bangkalan terus bergulir, Minggu (11/5).
Kini, korban angkat bicara dan mengungkap kronologi kejadian yang menimpanya usai laga panas Madura United vs Borneo FC, pada Sabtu malam.
Dalam keterangannya, Ferdy menyebut dirinya tengah berusaha melerai pertikaian antara pemain dan official kedua tim ketika insiden terjadi.
“Jadi ketika ada pertikaian kedua belah tim, saya sebagai Panpel di MO Madura United punya hak untuk membantu melerai pertikaian itu,” kata Ferdy.
Namun, di tengah upayanya menenangkan situasi, Ferdy merasakan adanya intervensi dari aparat.
“Ketika saya melerai beberapa pemain dan official, saya merasa ada tarikan dari anggota PM itu. Namun ketika saya berbicara dengan salah satu anggota PM, tiba-tiba dari belakang ada yang mukul saya,” ujarnya.
Pukulan itu membuat suasana semakin ricuh. Ferdy mengaku langsung mendapat perlindungan dari rekan-rekannya yang berada di lokasi kejadian.
“Setelah ada insiden itu, saya berontak, ada banyak teman-teman yang bereaksi dan melindungi saya,” lanjutnya.
Setelah pemukulan, oknum PM pelaku kekerasan langsung diamankan oleh sesama anggota. Ferdy sempat mencoba mengejar, namun gagal karena pelaku sudah diamankan.
“Anggota PM tersebut dibawa ke dalam oleh anggota PM yang lain. Saya coba mengejar, tapi pintu sudah ditutup. Saya coba lewat samping, namun anggota tersebut sudah pergi,” jelasnya.
Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang mengenai identitas pelaku maupun sanksi yang diberikan. Publik menanti langkah tegas dari instansi terkait untuk menuntaskan kasus ini secara transparan.