SUMENEP – Nama Sulaisi Abdurrazaq kembali menggema di panggung advokat syariah Jawa Timur. Pria asal Desa Ketawang Laok, Guluk-Guluk, ini resmi terpilih untuk kedua kalinya sebagai Ketua DPW APSI Jawa Timur masa bakti 2025–2030 dalam Muswil III APSI Jatim yang digelar 30–31 Mei 2025.
Bukan kali pertama Sulaisi duduk di pucuk kepemimpinan. Lima tahun sebelumnya, ia sudah menakhodai APSI Jatim. Namun, kali ini bukan sekadar melanjutkan. Ada visi besar yang ia bawa: “Meneguhkan peran advokat syariah yang berintegritas dan profesional sebagai pilar etika penegakan hukum dan keadilan di Jawa Timur.”
Tidak hanya sibuk di pengadilan, Ia juga menjadi dosen di UIN Madura, direktur LKBH kampus, hingga pembina YLBH Taretan Legal Justitia. Kantor hukum Sulaisi Abdurrazaq & Partners, berdiri di Jalan Raya Sumenep-Pamekasan, jadi saksi sepak terjangnya membela keadilan.
“APSI harus hadir bukan hanya saat pengacara dibutuhkan, tapi juga ketika umat dan bangsa ini butuh keberanian moral,” tegasnya dalam pidato usai pemilihan.
Ia punya lima program utama, yang disebut Panca Dharma. Mulai dari penguatan kader lewat pelatihan hukum syariah kontekstual, advokasi isu publik seperti intoleransi dan ketimpangan, kolaborasi dengan pesantren dan perguruan tinggi, sampai pendirian Klinik Ekonomi Syariah dan pelatihan mediator syariah.
Tak main-main, Sulaisi bahkan mendorong APSI Jatim jadi role model nasional. “Nilai syariah itu harus inklusif. Kita perlu hukum yang berpijak pada maqashid syariah tapi tetap menghormati Pancasila,” ujarnya.
Di media sosial, sosoknya aktif. TikTok, Instagram, sampai X: semua ia gunakan untuk edukasi hukum. Bukan gaya pencitraan. Lebih pada upaya membumikan peran advokat syariah di ruang digital.
Dengan gaya kepemimpinan guyub dan etis, Sulaisi ingin membuktikan bahwa advokat syariah bukan sekadar gelar, tapi jalan juang panjang menjaga moral dan keadilan di tanah Jawa Timur.