SUMENEP – Himpunan Pemuda Madura (HIPMA) meluapkan kekecewaan lantaran pihak Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bhakti Sumekar tak kunjung memberikan respons konkret terhadap agenda audiensi yang telah dua kali dijadwalkan, Selasa (10/6).
Ketua HIPMA, Zainurosi, menyebut pihaknya telah melayangkan surat resmi kepada manajemen BPRS Bhakti Sumekar. Surat pertama dijadwalkan pada 2 Juni 2025 dan yang kedua dijadwalkan hari ini, pada 10 Juni 2025. Namun, saat hari audiensi tiba, pihak BPRS berdalih bahwa ketiga direktur sedang berhalangan.
“Kami kecewa. Surat yang kami kirimkan seharusnya sudah diterima dan ditindaklanjuti. Tapi ketika kami datang untuk audiensi, mereka justru beralasan direksi tidak bisa hadir,” ujar Zainurosi kepada TimesIN.ID.
Audiensi tersebut sedianya membahas sejumlah persoalan penting, terutama klarifikasi terhadap dugaan penyalahgunaan wewenang dan indikasi kejahatan perbankan yang ditengarai melibatkan sejumlah petinggi BPRS Bhakti Sumekar.
Zainurosi menegaskan, HIPMA tidak asal tuduh. Mereka mengaku memiliki dasar kuat atas dugaan tersebut dan berkomitmen mengawal isu ini demi terwujudnya transparansi di tubuh BPRS yang merupakan lembaga keuangan milik pemerintah daerah.
Tindakan BPRS Bhakti Sumekar yang tanpa klarifikasi ini, jika terus dibiarkan diyakini akan merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi keuangan daerah tersebut.
Di sisi lain, menanggapi kekecewaan HIPMA, Direktur Utama BPRS Bhakti Sumekar, Hairil Fajar menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadirannya dalam agenda audiensi yang dijadwalkan sebab sedang bertugas di luar kota.
“Sudah ada perwakilan direksi yang menemui. Mohon maaf, saya sedang ada tugas ke luar kota,” ujar Hairil Fajar saat dikonfirmasi oleh media ini.