Sumenep – Warga di Desa Guluk-Guluk, Ketawang dan Pordapor Kabupaten Sumenep, Madura mengeluhkan kondisi jalan rusak parah yang tak kunjung diperbaiki. Sabtu (19/4).
Ruas jalan kabupaten yang menghubungkan tiga desa itu kini berubah jadi jalur penuh lubang dan gelombang tajam.
Kerusakan sepanjang kurang lebih 100 meter itu disebut sangat membahayakan terutama bagi pengendara motor.
Lubang-lubang menganga kerap memicu kecelakaan bahkan hingga menelan korban jiwa.
“Sudah banyak yang jatuh, ada yang luka-luka, bahkan sampai meninggal. Apalagi kalau hujan, lubangnya nggak kelihatan karena tergenang air,” kata Rofii, warga sekitar kepada Times in, Sabtu (19/4/2025).
Kendati demikian, lanjut Rofii saat musim hujan kondisi jalan kian parah. Air menggenang dan menyembunyikan lubang-lubang besar menjadikannya perangkap maut bagi pengendara.
“Saat hujan jalan tergenang dan tidak bisa dilewati. Lubang-lubangnya tertutup air, pengendara sering jatuh,” tambah Rofii.
Tak cuma soal keselamatan, kerusakan ini juga berdampak ke sektor ekonomi warga. Aktivitas pertanian dan perdagangan terganggu karena akses transportasi tersendat.
“Kalau jalannya seperti ini, semua jadi susah. Mau kirim barang dagangan pun terhambat,” keluh Nawafil, pedagang asal Ketawang.
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Dinas PUTR Sumenep, Eri Susanto memastikan perbaikan akan segera dilakukan.
“Untuk lokasi tersebut akan dilakukan pemeliharaan rutin dalam waktu dekat. Tinggal nunggu giliran,” ujarnya singkat.
Namun, pernyataan tersebut belum cukup menenangkan publik. Anggota Komisi III DPRD Sumenep, Akhmadi Yasid yang membidangi infrastruktur turut angkat bicara.
Ia mengaku prihatin dan mendorong Dinas PUTR agar bertindak cepat dan tidak menunggu jatuhnya korban jiwa berikutnya.
“Tentu saya terkejut sekaligus prihatin. Ini jalan kabupaten, bahkan jalan poros, tapi kondisinya sangat parah dan membahayakan,” tegas Akhmadi Yasid.
Ia mendesak agar perbaikan segera diprioritaskan. “Kalau memang bisa didahulukan, ya dahulukan. Kita tidak ingin ada korban dulu baru bertindak. Bukankah kita punya anggaran rutin bernilai miliaran? Harus digunakan dengan cepat, tepat, dan bermanfaat.”tegasnya.
Akhmadi juga mengkritisi pola kerja birokrasi yang hanya responsif ketika masalah sudah viral.
“Ke depan, jangan tunggu disorot tunggu viral atau tunggu laporan. Kita harus bekerja dengan pendekatan yang proporsional dan profesional. Infrastruktur bukan sekadar proyek tapi urusan keselamatan dan kehidupan rakyat,” pungkasnya. *(di/rus)