SUMENEP, Zero.co.id – Di balik citra gemilang RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep yang kerap ditampilkan di media sosial sebagai rumah sakit yang terus berkomitmen meningkatkan pelayanan, kenyataan di lapangan justru sangat jauh dari kata ideal. Sejak dipimpin oleh dr. Erliyati, M.Kes, sorotan tajam dari masyarakat terus bermunculan, mempertanyakan kualitas pelayanan dan akuntabilitas rumah sakit milik pemerintah daerah ini.
Puluhan keluhan masyarakat membanjiri ruang publik, mulai dari dugaan diskriminasi terhadap pasien BPJS, pelayanan medis yang tidak manusiawi, hingga praktik kotor “orang dalam” dalam penentuan kamar rawat inap. Sejumlah warga dengan tegas menyebut bahwa RSUD hanya bagus dalam pencitraan digital, namun buruk dalam pelayanan nyata.
Robet, warga Sumenep, menyatakan pelayanan berbeda sangat terasa antara pasien umum dan BPJS. “Kalau menggunakan BPJS, pelayanannya minim, bahkan obat sering terputus. Tidak ada keadilan dalam layanan,” ujarnya. Dugaan ini semakin kuat ketika seorang warga lain mengaku sempat ditolak karena “kamar penuh,” namun langsung mendapat tempat setelah menghubungi kenalan orang dalam.
Masalah lainnya yang mencuat adalah sikap tidak profesional dari sejumlah perawat. Adit, warga lain, menyampaikan kekesalannya karena makanan pasien hanya ditaruh di luar dengan ekspresi wajah perawat yang dingin dan tidak empatik. Hal ini mencerminkan rendahnya pelatihan dan pembinaan terhadap tenaga medis.
Dari beberapa hari yang lalu pewarta melakukan upaya konfirmasi ke direktur utama (Dirut) RSUD dr. H. Moh Anwar, dr. Erliyati M.Kes, namun belum ada tanggapan.
Penulis : Imam R