SUMENEP, Zero.co.id – Klaim peningkatan kualitas pelayanan di RSUD dr. H.Moh. Anwar Sumenep melalui berbagai inovasi menuai sorotan tajam. Alih-alih perbaikan mendasar, inovasi seperti Meja Konsultasi Mobile JKN dan Instalasi Peduli Pelanggan (IPP) dinilai hanya sebagai “kosmetik” yang gagal mengatasi masalah inti, terutama terkait konservasi perawat.
Muhammad Sutrisno, aktivis dari Dear Jatim, menegaskan bahwa inovasi tanpa disertai perbaikan etos kerja dan kasih sayang perawat adalah hal yang sia-sia. “Seharusnya RSUD memberikan pelatihan kepada perawatnya yang kurang ramah,” kritik Sutrisno. Menurutnya, keluhan masyarakat terkait pelayanan dasar masih banyak dan seharusnya menjadi fokus utama manajemen rumah sakit.
Meja Konsultasi Mobile JKN yang diluncurkan sejak 9 Desember 2024, digadang-gadang mempermudah pasien. Namun, Sutrisno merenungkan apakah ini benar-benar solusi atau justru menutupi kekurangan sosialisasi aplikasi Mobile JKN sejak awal. “Di era digital ini, seharusnya pasien sudah dapat dengan mudah mengakses informasi dan bantuan tanpa perlu meja konsultasi khusus,” ujarnya.
Sama halnya dengan IPP, yang diklaim sebagai saluran pengaduan resmi. Keefektifan IPP menjawab jika keluhan masyarakat, terutama terkait interaksi dengan tenaga medis, masih terus bermunculan. “Apakah IPP benar-benar menjadi saluran efektif untuk menyampaikan keluhan, atau sekadar formalitas tanpa dampak signifikan pada perbaikan kualitas pelayanan?” tanya Sutrisno.
Sutrisno juga menyoal penambahan Depo Farmasi rawat jalan menjadi dua dan menyediakan ruang tunggu khusus keluarga pasien, meski terkesan menanggapi kritik, dinilai belum menyentuh inti persoalan. Sutrisno menegaskan bahwa ini adalah perbaikan fasilitas standar yang seharusnya sudah ada sejak lama, bukan terobosan revolusioner.
“Kebiasaan warga Sumenep yang selalu ingin ikut menunggui keluarganya yang tengah dirawat seharusnya sudah diantisipasi sejak awal oleh manajemen rumah sakit, bukan baru diisi setelah menjadi keluhan,” tambah Sutrisno, menyoroti kurangnya antisipasi dan inisiatif proaktif dari pihak RSUD.
“Pada akhirnya, segala inovasi dan penambahan fasilitas yang digaungkan RSUD dr. H.Moh. Anwar Sumenep akan terasa hambar jika tidak dibarengi dengan perbaikan mendasar pada etos kerja dan pemeliharaan para perawatnya. Saya berharap RSUD tidak hanya fokus pada kemasan luar, melainkan juga pada kualitas inti pelayanan yang secara langsung dirasakan pasien dan keluarganya.” Pungkas Sutrisno.
Penulis : Alfi R
